Pagi ini, 18 Nopember 2013. Simbah Merapi rupanya sedang agak masuk angin. Sejumlah abu vulkanik tersembur dan dihujankan sampai ke Solo dan sekitarnya gara-gara batuknya. Uhukk... Jedoorrr
Hujan abu itu sendiri terjadi pada pukul 6 pagi. Waktu anak-anak sekolah lagi pada mandi, waktu ibu-ibu lagi pada masak dan saya lagi mengencangkan kemul sarung saya.
Terang aja motor-motor, mobil dan jalan-pun jadi panuan mendadak dibuatnya. Meskipun terhitung nggak seberapa dibanding amukan merapi beberapa tahun silam, tapi fenomena ini tetaplah menarik. Orang-orang pada gumun dan ibu-ibu senang karena dapat abu gratis. Lumayan buat cuci piring. :D
Seperti dilansir... Emmm saya bingung inii, mana yang duluan ngeberitain yaa? Ah nanti saya tulis sumber-sumbernya di bawah aja semua yaa biar adil. Hihi. Habisan sama sihh. Nah, disebutkan letusan sang Merapi ini terjadi pada pukul 04.58 (kompas). Katanya sih dentuman itu terdengar sampai tiga kali. Terus setelah itu hujan abu mencapai 60 km ke arah timur deh. Horeee. Yang paling paling parah terimbas hujan meteor eh hujan abu ini sepertinya di daerah Boyolali. Seperti foto-foto ini juga saya ambil dari daerah sekitar Boyolali.
Kok bisa gitu yaa?
Okelah, kita tanya ahlinya aja nih
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Pak Sutopo, atau nama lengkapnya Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan letusan yang terjadi pada Gunung Merapi pagi ini dipicu gempa tektonik lokal. Sedang tipe letusan yakni letusan freatik. Status merapi masih normal.
"Letusan ini dipicu oleh gempa tektonik lokal di bawah tubuh Merapi. Sebelumnya tidak ada peningkatan aktivitas Merapi. Tipe letusannya adalah letusan freatik," jelas Sutopo.
Menurut dia, letusan freatik yaitu letusan yang berasal dari dalam lapisan litosfer akibat meningkatnya tekanan uap air. Mekanisme letusan freatik terjadi apabila air hujan jatuh ke permukaan tanah dan bersentuhan dengan magma atau tubuh batuan panas lainnya.
"Air yang terpanaskan akan terbentuk akumulasi uap bertekanan tinggi. Tekanan yang terus bertambah akan menghancurkan lapisan penutupnya," imbuhnya.
Sedangkan pak Subandriyo menegaskan aktivitas Gunung Merapi yang terjadi pada Senin (18/11/2013) pagi merupakan embusan biasa. "Embusan lebih dominan abu dengan warna sedikit kecoklatan. Berupa asap sulfatara tapi lebih dominan abu," tuturnya.
Sebelumnya, petugas di pos pengamatan Merapi di Kaliurang, Lasiman Pecut, mengatakan, sebelum Gunung Merapi mengeluarkan asap tebal disertai debu vulkanik, terjadi 10 gempa tektonik di bawah gunung tersebut.
Nah seperti itulah kira-kira penjelasan dari ahlinya seperti diberitakan di media. Kalo menurut saya yang bukan ahli gituan sih disebabin karena simbah Merapi uhuk-uhuk minta dipijitin.
♉(˘♢˘)♉ ezon7.blogspot.comSumber:
regional.kompas.com/
detik.com/
nasional.news.viva.co.I'd
timlo.net
Foto:
ezon7.blogspot.com