Bagaimana Rasanya Gantung Diri?
Alohaa sobat sekalipun, ada yang mau bunuh diri nggak?
Saya sih kagak :D hohohoo
Lah trus ngapain bikin tulisan ginian coba? (¬.¬͡)
Gini-gini, awalnya dari petualangan dumay saya nemuin sebuah artikel menarik. Lantas nyambung gini-gitu-sana-sini eh akhirnya saya nemu ide buat nulis beginian nih.
Awal Cerita
Ternyata ada seseorang dengan inisial "?" (Kayak film ajaa) bikin sebuah pertanyaan nyleneh di yahoo answer. Si "?" ini tanya: Bagaimana rasanya gantung diri? ehh ternyata jawaban-jawabannya nggak memuaskan si "?" Soalnya sebagian besar langsung nge-judge ke neraka lah, dosa lah. Tapi ada juga yang jawab jujur nggak tau, ada juga yang malah kasih saran mending bunuh dirinya di kereta api atau gedung bertingkat tinggi aja. Sekaligus suruh cobain dulu, trus nanti kasih tau rasanya.
Saya sih cengar-cengir ajaa :D
Malah jadi kasian ama si "?" ini. Dan ternyata nggak cuman si "?" doang, masih ada si "friend" yang kira-kira pertanyaannya hampir sama, cuman yang ini ada plus 'karena ada kisah cintanya. Di situ dia malah jadi lebih banyak dihakiminnya. Haha
Tapi memang buat jawab pertanyaan itu ya pilihannya adalah: Nyoba sendiri atau tanya orang yang udah pernah nyoba. Saya pilih tanya/cari tau dari orang yang pernah nyoba. Soalnya kalo nyoba sendiri takut kebablasan, nanti malah nggak bisa posting ginian gimana.
(‾⌣‾" ٥)
Dengan jalan yang entah gimana, saya lupa. Saya nemuin beberapa artikel berbahasa Rumania dan (untungnya) ada yang berbahasa Inggris juga. (´⌣`ʃƪ)
Artikel apa sih? Bunuh diri? Gantung diri? Kendhat? ┐('o' ┐)
Yupp, hampir bener. Sesuai judul saya di atas, bagaimana rasanya (bunuh diri) dengan cara gantung diri.
Serius lu?
Simak deh...
Pada jaman dahulu kala, saat manusia masih makan batu.
Woeyy \( #`⌂´)/┌┛
Hehe iyaaiyaaa, gini gini... Pada awal-awal dekade abad ke 20 (dua puluh). Tersebutlah seorang professor sains forensik yang nggak botak bekerja di State School of Science di Bucharest (Bahasa Indonesianya: Bukares=ibukota negara Rumania). Sekarang menjadi University of Bucharest, atau dalam bahasa lokalnya Universitatea din București. Nama si professor ini Nicolae Minovici (1868-1941), yang punya ke-penasaran-an ingin tau banget gimana rasanya mati kecekek gantung diri.
Penelitian Tentang Gantung Diri
Nggak cuman asal-asalan, si Nicolae Minovici mempelajari dan meneliti dengan seksama (dan beneran :D) tentang kematian karena gantung diri. Terinspirasi oleh hal ini, dia maju pasang badan (kepala) dia sendiri. Biar bisa tau gimana rasanya mati gantung diri.
Nyoba Sendiri Gantung Diri
Nggak nyuruh orang, nggak bayar orang apalagi tanya di yahoo answer ((" `з´ )_,/*(>_<' ) belum ada dodol) hehee.. Tapi dia sendiri yang maju biar bisa ngrasain sendiri.
Kerennn (!!˚☐˚)
(‾⌣‾" ٥) kerenmu gedii wii
Membuat Alat Gantung Diri
Pertama-tama Minovici memulai eksperimen penggantungan diri sendiri itu dengan membuat sebuah alat yang ia namai auto-asphyxiation device. Dengan alat ini, orang yang digantung akan terikat dengan sebuah simpul yang buat gantung diri itu. Tali itu menjulur terhubung ke langit-langit dan dibuat sedemikian rupa sehingga bisa ia kontrol sekiranya udah deket-deket kematian. Ψ(▸_ ◂✗)
Nah, akhirnya hari itu terjadi juga. Sang profesor memutuskan melakukan gantung diri. Apa yang akan terjadi? Deg deg deg
(‾⌣‾" ٥)
Percobaan Pertama
Pertamanya Minovici tiduran di sebuah ranjang, lalu setelah berdoa pada sang dewa tali...
Woeeyy \( #`⌂´)/┌┛ serius dongg
Hehee, akhirnya masuk juga tuk kepala ke simpul gantung diri. Hingga akhirnya lehernya terikat dengan sukses. Ujung tali yang lain ia pegang dengan maksud agar bisa menarik-ulur.
Talipun mengencang, kepala mulai digantungkan dan wajahnya langsung ungu kemerahan. Dia mencatatkan hanya 6 detik aja. Sebelum dia nggak sadar dan mati beneran, dia memutuskan untuk mengakhiri aksinya itu dulu.
Percobaan Gantung Diri Berikutnya
Kali ini, Minovici nggak sendirian. Dia mengajak asistennya buat bantu penelitian gilanya itu. Langsung aja setelah semuanya siap, dia melingkarkan simpul di lehernya lalu asistennya menarik ujung tali satunya. Coba bayangin sendiri deh gimana rasanya jadi itu asisten. :D
Mereka (para asisten) menarik tali itu hingga beberapa meter dari tanah. Itu artinya nggantung beneran. Tiba-tiba matanya langsung terpejam erat dan pernapasannya juga ikut tercekik. Dia mengisyaratkan untuk diturunkan.
Ia hanya beberapa detik menggantung di udara, sebelum akhirnya memberi isyarat minta diturunin. Tapi setelah beberapa kali 'latihan' ia dapat bertahan hingga 25 detik menggantung diri di udara.
Percobaan Terakhir
Minovici yang sudah mencoba beberapa kali menggantungkan diri itu akhirnya memutuskan untuk melakukan percobaan lagi. Dan ternyata itulah percobaan gantung dirinya yang terakhir karena setelah asistennya menarik tali, Minovici langsung merasakan sakit di leher yang terikat oleh tali itu.
Cekikan tali kali ini lebih kencang. Secara menakutkan dan panik ia melambaikan agar diturunkan ke tanah. Padahal itu hanya 4 detik berlangsung. Lehernya mengalami trauma dan membuat seluruh mulutnya kesakitan untuk menelan. Kapok dianya.
(‾⌣‾" ٥) kirain kebablasan...
Nggak Mau Gantung Diri Lagi
Karena kapok dan nggak mau lagi-lagi jadi seorang masosistik lagi, iapun nggak melakukan percobaan menggantungkan dirinya lagi. Dengan kesimpulan gantung diri itu sangat menyakitkan. Mau nyoba?
(¬_¬") hmmmmm
Kehidupan Setelah Percobaan Gantung Diri
Minovici lantas tertarik untuk mempelajari seni tradisional Rumania dan membuat sebuah museum yang masih ada hingga sekarang. Nggak cuman itu, dia juga mendukung amal untuk kesehatan orang Rumania. Dan akhirnya, menjadi bapak ambulan - karenera dialah yang pertama kali menemukan pelayanan ambulan dan pelayanan darurat di Balkan. Hebatnya, ia sendirilah yang mendanai kesemua itu dengan uangnya sendiri selama beberapa tahun berjalan.
(˚☐˚) Waww
Minovici yang baik hati ini ternyata memberi sumbangsih yang besar bagi dunia. Dengan bermula dari sebuah pertanyaan konyol 'bagaimana rasanya gantung diri?'
Untungnya belum ada internet-internetan pada jaman itu. Coba aja kalo udah ada trus dia post pertanyaan 'gimana ya rasanya gantung diri?' Pasti kemungkinan besan cuma bakalan dihakimin dan dicaci-maki nggak karuan. Keliatannya sih bijaksana tapii malaahh...
┒(⌣˛⌣)┎
Sekarang, tanpa mengolok, mencaci, mendebat atau bahkan mengkhotbahi dan menghakimi akhirnya terjawab sudah pertanyaan 'konyol' itu kan? Berterimakasihlah pada Nicolae Minovici. :D Hehee
Question: Bagaimana rasanya gantung diri?
Answer: Rasanya sakit.
Penjelasan mudahnya, darah akan tercekik di kepala sehingga wajah menjadi ungu kemerahan. Saluran pernapasan akan tercekik dengan kuat dan apabila nafas tidak terjadi seperti seharusnya maka peredaran oksigen ke darah lalu ke otak akan lumpuh. Dan bila itu terjadi maka akan berakibat kematian.
Well, sampai di sini dulu postingan saya, sob.
Stay weird and trust your crazy idea! (ezon7.blogspot.com)
References:
destinatiituristice.ro
en.wikipedia.org
madsciencemuseum.com
neatorama.com
Sent from Nokia® 3310 on Ceria by Eneas
2 Comments
ezon7 2014. Powered by Blogger.