Hola sobat ezon7,
Dengan berbagai alasan, kita bisa menolak liburan.
Dan dengan berbagai jalan, kita bisa tetap berlibur.
Well, itulah moto saya soal nge-trip ke pantai Pok Tunggal kali ini. Karena kalo dipikir-pikir saya juga punya berbagai alasan untuk membatalkan keinginan mantai. Cukup sibuk memang iya, nggak punya duit juga iya, kendaraan nggak memadahi iya, nggak tau jalan juga iya, dan nggak ada teman juga bisa jadi alasan.
Dan sepertinya, alasan untuk ‘tidak’ lebih banyak daripada ‘iya’. Apalagi kalo ngajak temen, semakin banyak maka biasanya semakin besar kemungkinan untuk batal. Jadi, kali ini saya keraskan kepala dan berangkatlah saya ke Pantai.
Berbekal uang 100 ribu dan bensin full tank, saya nggak mikir apa-apa dan berangkat aja. Sebelumnya saya browsing di internet, kira-kira ke pantai mana saya akan habiskan pencarian ilham saya kali ini. dan akhirnya pilihan saya tertuju pada Pantai Pok Tunggal. Alasannya karena selain saya belum pernah, ada juga fasilitas camping ground di sepanjang pantai. Saya pengen camping di pantai.
Berangkat dari Solo agak siangan memang. Kira-kira jam 11an, saya tumpangi motor bebek saya melewati jalan-jalan yang saya nggak tau. Sebenernya udah beberapa kali sih saya bareng teman dan keluarga jalan dari Solo ke daerah pantai Gunung Kidul. Tapi dasar sayanya aja yang pelupa, jadi ya lupa harus lewat jalan yang mana.
Beruntung saya masih punya pegangan arah, pokoknya lewat Solobaru – terus sampai Sukoharjo – cari jalan ke Semin dan Gunung Kidul – lalu cari jalan lagi ke daerah pantai-pantai. Beberapa mengandalkan feeling dan sisanya berkat tanya-tanya. Kenapa nggak pake GPS aja? Eh itu sih simpel jawabannya, karena hp saya belum 3G dan tentu aja nggak bisa ber-GPS ria. Tapi segala rintangan itu akhirnya takluk juga. Saya yang sebatang kara ini sampailah di daerah pantai Gunung Kidul, Jogja.
Belum sepenuhnya takluk, lebih tepatnya. Karena setelah berbingung ria, ban sepeda motor saya bocor. Nampaknya, masih ada keberuntungan dibalik kesialan – ada tukang tambal ban di dekat situ. Well, langsung saja ditangani dua lobang kecil di ban motor saya. Setelah nunggu sekitar setengah jam, akhirnya selesai juga dan saya bayar ongkos 7 ribu rupiah. Okelah, kita lanjut.
|
Pantai Pok Tunggal - Foto diambil dari karang sebelah timur |
Ada saya dapat info di internet kalo Pok Tunggal letaknya di sebelah barat Siung-Wediombo. Saya sih percaya aja, sebelum berangkat. Tapi setelah berada di lapangan, saya nggak tau lagi mana utara-mana selatan. Juga belum ada plang petunjuk arah untuk ke pantai Pok Tunggal. Per-feelingan saya juga udah mentok. Beruntung masih ada manusia untuk dimintai tolong menunjukkan arah dan saya masih bisa ngomong. Hehe
Setelah kebablasan sampai daerah pantai Wediombo, saya balik arah ke barat. Terus saja, dan sampailah saya di pos retribusi pantai Siung dan ternyata saya juga salah jalan. Lantas saya berbalik lagi, tanya-tanya dan akhirnya saya menuju ke arah pantai Sundak. Nggak tau bener apa nggak, cuma saya yakin aja bakalan ketemu tuh Pok Tunggal.
|
Ini sebelah mana hayoo |
Dan benar, dalam ke-setengah yakinan itu saya melihat tulisan “Selamat datang di Pantai Pok Tunggal”. Bukan papan petunjuk arah yang gede, itu cuman cetakan MMT ukuran kira-kira setengah x seperempat meter aja nancap di pohon kanan jalan. Berikutnya ada papan kayu bertuliskan Pantai Pok Tunggal di kiri jalan menuju kawasan pantai Sundak. Barulah ada baliho besar bertuliskan Pantai Pok Tunggal dengan gambar-gambarnya. Ahh, whatever yang penting saya sampai juga di jalan yang benar.
Tantangan terakhir adalah menaklukkan jalan yang keras dan berbatu. Itu dalam arti yang sebenernya lho, karena sekitar satu sampai dua kilometer saya harus lewati jalanan semen – jalanan batu – jalan semen sedikit lagi – dan jalan batuan lagi. Waow, hidup memang keras sobat! Terkadang kita harus bersakit-sakit sebelum bersenang-senang.
Inilah Pok Tunggal, dan akhirnya saya sampai juga! Rasa lelah dan bingung di perjalanan lenyap seketipun eh seketika! Pesona pantai Pok Tunggal setimpal dengan perjuangan mencapainya. Di kanan-kiri ada tebing karang yang bisa didaki atau untuk sekedar hiking. Tentu saja pemandangan dari atas tebing bagaikan cewe ABG yang masih kinyis-kinyis. Apalagi, saat itu pengunjung lain nggak terlalu banyak jadi semakin lega saja rasanya.
Setelah memarkir kendaraan dan berganti celana, langsung aja saya jalan-jalan menyusuri pantai. Selain pantai yang cantik, saya temui juga beberapa wanita cantik. Yah, sekedar liat aja sihh.
|
Self-timering camera. Untungnya nggak jatoh ke laut |
Pengennya sih foto-foto. Tapi apa daya, saya sendirian dan nggak ada yang fotoin. Beruntung saya bawa camdig, jadi masih bisa pake self-timer deh. Jepret sana jepret sini, sebagian gak jadi karena camdig saya rada eror mati-mati gitu. Tapi gak apa-apa deh, disyukurin aja. Biar potret abadi terekam di ingatan aja.
Sekitar jam 4.30an saya datengin sebuah kios persewaan tenda. Setelah tanya-tanya, akhirnya saya deal juga buat menebus harga sewa tenda dome ukuran kecil sebesar 60 ribu. Ditambah sewa tikar matras 10 ribu, ongkos bebas pake kamar mandi 6 ribu. Total jadi 76 ribu rupiah. Oya, ada juga gazebo yang bisa disewa, yaitu 20 ribu rupiah.
Soal sewa tenda, saya tau sih memang terhitung mahal dibanding jika menyewa diluar. Dengan duit segitu mungkin udah bisa buat sewa 4 hari. Tapi namanya juga sewa on the spot dan nggak ada saingannya, yah boleh-boleh aja dia pasang tarif segitu kan. Nggak apa-apa deh.
|
Karang-karang Pantai Pok Tunggal |
Nggak terlalu lama, akhirnya berdiri juga itu tenda biru. Iya, memang warnanya biru sih – sebiru hatiku. Kebetulan lokasinya tepat dibawah pohon (saya nggak tau namanya) satu-satunya yang jadi icon pantai Pok Tunggal ini. Langsung deh saya jajal sekalian taruh barang-barang di dalam tenda.
Sebelumnya saya tanya-tanya ke tukang parkir, berapa harga sewa penginapan di pantai Pok Tunggal. Memang ada beberapa penginapan di pantai Pok Tunggal. Beberapa di lantai dua-nya lengkap dengan balkon, yang tentu saja bakal dapet special view. Tapi rupanya harga terlalu mahal buat saya kala itu, yaitu sekitar 200 – 250 ribu semalam. Nggak deh, matur suwun. Saya pake tenda aja.
Senjapun mulai memerah, beberapa anak rombongan mahasiswa yang jadi tetangga camp saya pun semakin rame. Semakin giat poto-potoan dan bernyanyi-nyanyinya. Gapapa deh, saya juga ikut girang ngeliatnya apalagi ada yang cakep ceweknya. Hihihi. Sementara, ada dua cewek lagi ndiriin tenda beberapa meter disebelah saya. Seru juga nih cewek-cewek petualang, dan sepertinya mereka bawa tenda dan perlengkapan sendiri.
|
Selfie dulu dah di deket tenda |
Hari semakin gelap, saya duduk merenung-renung di pintu tenda sendirian. Bukan galau tapinya, girang banget juga bukan. Malahan nggak mikir apa-apa, lepas gitu aja. Momen itu jadi seperti parallel universe saya yang lain. Saya menikmati momen sepanjang sunset hingga hari gelap itu. Enjoy aja sambil sruputin kopi item dan kebulin rokok, lantas sesekali senyum-senyum sendiri. Hihihi
Malam itu langit cerah tanpa awan. Dari ratusan, menjelma jadi ribuan bintang bertebaran di langit. Berkelip dengan eloknya, jelas terlihat dengan cantik. Sumpah deh, keren banget langit malam itu. Dan tiba-tiba tergambar pula wajah cantik itu di langit. Halahh
Sesekali lampu di hidupkan oleh pengelola pantai. Setelah hidup beberapa saat, lampu dimatikan lagi. Mungkin buat ngirit solar kali yee. Saat lampu dimatiin dan hanya diterangi bintang, maka suasana sekejap jadi syahdu membiru-biru. Dan benar, seperti yang kalian andaikan itu – andai aja ada seseorang yang bisa digenggam tangannya diiringi lantunan lagu romantis dari hp saya. Wuaahh, romantisnyaa. Mupeng deh.
Setelah beberapa jam duduk berimajinasi, saya jalan-jalan sedikit merasakan pasir pantai di malam hari. Setelah lelah dan agak kedinginan, lantas saya balik lagi ke tenda. Duduk sebentar di pintu tenda sambil gambar-gambar di pasir putih. Buat makan malam, saya cuma makan makanan ringan saja. Bukan apa-apa, soalnya memang perut masih cukup kenyang berkat menyantap nasi sambal siang tadi waktu tersesat di Wediombo. Lalu mau ngapain lagi nih? Pasang alarm dan tidur aja. Groookkkk
Tit tiiittt tiiiittttt… alarmnya bunyi. Jam empat pagi. Lalu saya melongok sebentar keluar tenda dan ternyata masih gelap gulitong dan duingin. Jadi saya balik aja ke dalam dan merem lagi sebentar sampai sekitar setengah jam kemudian saya bangun lagi. Dan ternyata sang mentari sudah mulai menunjukkan kedigdayaannya dengan menjinggakan langit timur. Berangsur bertambah merah, meski ternyata nggak bisa liat sunrise dengan sempurna dari pantai karena terhalang karang.
Pengennya sih fotoin itu sunrise, sunset dan bintang-bintang semalam. Tapi apa daya, setelah dijepret yang ada malah noise-nya. Nasip nasipp. Untungnya, udara perawan pagi itu bener-bener sejuk. Nggak dingin nggak panas, segar dan sejuk pokoknya. Enak banget udara pantai pagi itu buat dihirup dalam-dalam.
Setelah hari semakin terang, saya berjalan-jalan lagi nyusurin pantai. Di karang-karang pantai saya nemuin binatang-binatang laut seperti patrick bintang laut dan bulu babi, ada juga ubur-ubur yang lari-larian gara-gara diburu spongebob. Selain jalan-jalan pengennya sih naik ke bukit, tapi saya nggak bisa pulang kesiangan karena siang nanti ada pekerjaan menanti. Next time deh.
|
Abis jalan-jalan pagi menyusuri pantai Pok Tunggal. Fresh sungguh! |
Dan nggak terasa udah jam 8an. Lalu saya bersih-bersih dulu di kamar mandi. Cuci muka, ganti baju dan seterusnya lah. Lantas, packing . Eh bukan packing kali tuh, bahasanya kekerenan kayaknya karena saya cuman bawa tas kecil. Cuman cukup buat satu baju, kamera, hp, dan piranti lainnya. Sedangkan celana ganti saya taroh di bagasi motor. Nggak ada keren-kerennya kayak yang laen, mereka pada bawa carrier, tenda, matras, dan perlengkapan bagus-bagus. Saya mah orang biasa, dan emang karena gak punya sih. Hehe.
Seperti sebelum-belumnya, perjalanan pulang selalu lebih cepat dari berangkatnya. Setelah kurang lebih 3 jam melewati jalan berbatu, semen, alus dan berkelok naik-turun pplus nyasar-nyasar dikit sampailah saya di rumah tercinta. Lantas saya berkata dalam hati, “wow, saya abis ngecamp di pantai!” hahaha.
Well, sampai jumpa di dolan-dolan saya berikutnya. Doakan saya banyak rejeki dan sehat selalu biar bisa berbagi pengalaman dan informasi dengan sobat ezon7 sekalian ya.
Semoga bermanfaat dan salam dolans!